Thursday, September 11, 2008
[News] Microsoft Buka Detail Kelemahan Windows
[Internet] Google Optimis Perbaiki Kelemahan Chrome
[Internet] SAP Membuat Microsoft dan Adobe Bekerjasama
Sementara itu SAP juga sedang mengawali kerjasamanya dengan Adobe System Inc. Selama ini kehandalan SAP dalam menangani pengolahan data/ERP memang sudah tidak diragukan lagi. Namun dari segi tampilan dan desain antar muka, SAP belum bisa berbuat banyak. Desain aplikasi SAP lebih bersifat fungsional dan tidak imajinatif, sehingga tidak dapat dipakai secara intuitif (tidak user friendly). Banyak fitur-fitur hebat SAP yang menjadi ‘tersembunyi’ oleh karena sulitnya pemakai dalam memahami aplikasi ini secara intuitif. Ke depan, diharapkan Adobe dapat lebih ‘menghidupkan’ desain antar muka SAP yang selama ini dikenal sangat datar dan monoton, dengan mempergunakan teknologi Adobe’s new AIR (Adobe Integrated Runtime), salah satu bagian terbaru dari Adobe’s Flex development environment. Adapun Adobe new AIR merupakan sebuah teknologi Adobe yang dipakai untuk mengembangkan aplikasi Web lengkap, yang dapat dijalankan di luar browser. AIR sendiri dalam kancah bisinis merupakan kompetitor Internet Explorer milik Microsoft, karena para pengembang biasa membangun situs menggunakan HTML, AJAX (Asynchronous JavaScript and XML), dan Flash yang dapat ada di desktop melalui Web browser tersebut.
SAP AG juga menekankan bahwa kerjasama dengan Adobe dan Microsoft ini bertujuan untuk memperbaiki tampilan interface dari aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) miliknya. Semua proyek yang bertempat di TechEd, Munich, Jerman ini dimaksudkan untuk menambah jumlah pemakai SAP sebagai aplikasi pengolahan data. Hasil duet ini juga nantinya diharapkan menghasilkan versi SAP yang mempunyai hubungan data kontekstual yang luas dengan aplikasi Microsoft, seperti Outlook dan Excel. Pada versi sebelumnya, SAP membatasi data hanya pada apa yang SAP dan Microsoft pilih saja untuk diolah.
Saturday, February 23, 2008
[Internet] Roy Suryo dan Tim Air Putih Hanya Mencari Sensasi
Mereka menemukannya dengan tidak sengaja, ketika ingin melihat lewat internet tentang foto-foto Indonesia jaman dulu. Eh, tanpa disengaja ditemukanlah lagu kebanggaan bangsa Indonesia itu (seperti romantika Columbus, bukan???). Saya berfikir, apakah seceroboh ini, bangsa Indonesia dalam mengabadikan atau menghargai Pahlawan Nasional Wage Rudolph Supratman?.
Hari itu juga, saya mulai membuka buku terbitan tahun 1949 yang berjudul : Lukisan Sejarah Indonesia karya Kementrian Penerangan Republik Indonesia yang ketika itu Presidennya adalah Dr.Ir.Soekarno. Tepat pada lembaran-lembaran awal, keyakinanku terjawab. Syair yang terdengar di tv, ternyata sudah tertata rapi, lebih dari 60 tahun yang lalu bangsa ini telah mengabadikannya. Bahkan sejak april 2007, pada situs http://www.youtube.com/ juga terpampang lagu Indonesia raya seperti yang ditampilkan oleh Ahli Telematika dan tim-nya itu, sehingga "diakui" merekalah penemunya. Bahkan, Des Alwi sang pelaku sejarah telah mempunyai rekaman asli lagu yang diberitakan oleh pers tv sebagai "temuan" Roy Suryo.
Sudah seharusnya ahli telematika belajar dari orang-orang yang ahli bidang sejarah, dan insan pers tv harus croscheck terhadap informasi dari orang yang belum ahli dibidangnya, dalam hal ini adalah ahli sejarah. Selanjutnya timbul pertanyaan, kenapa ada perbedaan syair?, dijelaskan oleh keturunan W.R.Supratman, bahwa pengurangan syair disebabkan oleh tekanan Belanda dan Jepang karena selalu berpekik-kan : merdeka", dan bersifat provokatif.
Dan, saya kira pengurangan itu dilakukan agar nyayian tersebut lebih praktis, artinya agar anak didik dapat lebih mudah menghafal, toh intisarinya masih tetap semangat kebangsaan. Dengan demikian, saya berpendapat bahwa apa yang dilakukan dan diberitakan beberapa hari ini, Roy Suryo dan Tim-nya tidak lebih hanya mencari sensasi. Itupun, kalau tidak mau disebut sebagai pihak yang tidak pernah mengikuti perkembangan Indonesia, alias tidak pernah membaca buku sejarah. Hal ini diperparah lagi oleh insan pers tv, yang dengan bombastis memberitakan "penemuan" pihak yang tidak tahu menahu itu.
Kalau penemuan benua Amerika oleh Cristophorus Columbus yang penuh romantika itu, baru dipatahkan kebenarannya pada abad 20, dengan diyakininya secara ilmiah bahwa bangsa Viking dan Cina-lah yang lebih awal datang ke Amerika, maka "penemuan yang konyol" oleh Roy Suryo dan Tim-nya itu yang diberitakan oleh pers tv, dapat ditanggulangi dengan cara membuka internet dan baca buku sejarah, atau menyaksikan secara langsung Lagu Indonesia Raya terbitan tahun 1944 di rumah Des Alwi, tanpa membutuhkan hitungan tahun. Kita harus banyak membaca buku, bukan???...lebih baik jadi "kutu buku" daripada kelak "mati kutu"...Mulailah membaca hari ini!!! Hiduuplah Indonesia Raya......
Sucipto Ardi
Pecinta Sejarah Indonesia